Pages

Ads 468x60px

Selasa, 11 September 2012

Tugu Tani

Hari minggu kemarin (9 Sept 1012), aku bersama Sherli -teman kosku- jogging di Tugu Tani. Awalnya sih kami berencana jogging di monas, tapi rasanya kok jauh yaa... Jadi rencana tersebut berubah mendadak... 


Diameter lapangan tugu tani ini tidak begitu panjang, mungkin masih lebih panjang diameter lapangan sepak bola, dan tentunya lebih panjang diameter monas. Kalau mengelilingi monas dua putaran saja sudah membuatku kehabisan napas, di tugu tani aku bisa mengelilinginya hingga lima putaran. Hihi... Sok banget kan aku, kayak jago lari aja. Saat itu aku kuat-kuat saja, tapi sekarang ini rasanya kakiku sakit, njarem gitu rasanya... Apalagi kalau sudah duduk lama kemudian berdiri, sakit gitu rasanya. Keliatan banget gak pernah olahraga ya...

Tugu tani selalu kulewati saat berangkat dan pulang kerja. Sebelumnya kupikir ini adalah patung seorang pak tani dengan istrinya. Pak tani berada ditempat yang lebih tinggi dibanding istrinya. Pandangan pak tani mengarah kedepan, tidak melihat wajah istrinya, dan tangannya berada diatas tangan istrinya. Sempat aku berpikir, 'sombong sekali pak tani ini, tidak melihat wajah istrinya sama sekali'

Ehh ternyata dugaanku itu salah. Ternyata patung ini menggambarkan seorang ibu yang memberi restu kepada anaknya untuk maju ke medan perang. Waahh salah sekali dugaanku itu. Di batu tersebut tertuliskan... 

Masyarakat lebih mengenal namanya "Patung Pak Tani". Patung ini menggambarkan peran seorang ibu memberikan restu kepada anaknya untuk maju ke medan perang. Kerelaan seorang ibu menjadi tambahan amunisi bagi seorang pejuang dalam memenangkan peperangan sampai menjadi seorang pahlawan. 


Inilah yang membuktikan persepsi orang dalam menilai sesuatu itu berbeda-beda. Aku pikir itu adalah seorang pak tani dengan istrinya, ternyata patung itu adalah seorang pejuang dan ibunya. ya ya.. Baru tahu aku... 

0 komentar:

 

Sample text

Sample Text

Sample Text