Pages

Ads 468x60px

Kamis, 20 September 2012

Kejutan Saat dan Menjelang Hari Ulang Tahunku

Sekarang tanggal 20 September. Yeiiii... Tepat di hari ulang tahunku ini aku posting tulisan di blog ku ini. Saat ini jam di komputerku menunjukkan pukul 2:30, rasanya tidak wajar ya, sepagi ini sudah melek untuk posting blog. Bukan karena disengaja atau bagaimana, tapi tadi aku terbangun sekitar pukul 01:00 karena surprise dari teman-teman sekos. Di jam segitu, mereka mengetok kamarku dengan cukup kencang, dan setelah pintu terbuka mereka langsung menyanyikan lagu happy birthday dengan membawa tart cake tiga lilin.

Kue ulang tahun wenny dari teman kost

Lucu sekali mereka saat itu, dengan pakaian tidur masing-masing dan mata yang berat mereka menyanyikan lagu happy birthday dengan riang. Terimakasih teman-teman, ga nyangka dapat surprise ini dari kalian. Ini surprise yang benar-benar membuatku terkejut, hingga membuatku belum bisa tertidur saat ini.

Ada lagi surprise lainnya menjelang ulang tahunku ini. Surprise yang tidak disengaja, surprise yang dibuat oleh diriku sendiri, surprise dalam artian terkejut yang sebenarnya hingga membuatku malu. Tadi pagi, hmm tepatnya tgl 19 September, di kantor ada acara donor darah dan aku mendaftar sebagai pendonor. Saat pengecekan kesehatan rasanya baik-baik saja, kondisi tubuhku sedang fit, tekanan darah 110 80, dan hemoglobin 12,5. Bagus kan? Akhirnya aku lolos untuk dapat mendonorkan darahku. Saat donor hingga selesai aku tidak merasakan pusing sedikitpun, akupun menyempatkan untuk tiduran sebentar dan duduk terlebih dahulu sebelum akhirnya berdiri.

Kemudian aku berjalan menuju tempat pengambilan snack dan kartu donor. Saat akan menuliskan namaku di buku absen, rasanya tangan kananku tidak kuat untuk memegang bolpoin, namun aku paksakan saja. Pusing dan lemas sudah terasa, keringat dingin muncul, pandanganku pun menjadi tidak jelas. Dalam kondisi seperti itu, masih sempat saja aku minta tukar tas snack dari warna hijau menjadi warna merah, warna kesukaanku. Setelah itu pusing dan lemas makin menjadi, pandangan gelap. "Gelap... Gelap..." Itu saja yang kuucapkan saat itu.

Kemudian aku didudukkan di tempat duduk dekat situ dan disuruh minum susu. Bukannya membaik, setelah minum susu rasanya aku makin mual, dan akhirnya blaaarrrr... Aku muntah. Malu rasanyaa... "Maap... Maap... Maap..." kuucapkan berkali-kali. Lantai menjadi kotor dengan muntahanku, bajukupun kena, kayak anak kecil saja pikirku. Untung tidak heboh saat itu, hanya beberapa orang saja yang tahu, bahkan temanku yang berada dekat situ tidak tahu apa yang sedang terjadi padaku.

Mungkin rasa malu ku jadi lebih gede dibanding rasa sakit dan lemasku, aku merasa kuat berjalan. Aku pergi ke toilet ditemani oleh salah satu mbak pekerja yang menjadi petugas disana. Kesalahan, aku lupa tidak menanyakan namanya, padahal aku sudah membuatnya repot.

Di toilet, rasa pusing-lemas-mual kembali lagi. Aku didudukkan di tempat duduk toilet, dan minyak angin sudah diusapkan dimana-mana. Hingga ada ibu-ibu yang memberiku teh botol sosro yang baru dibelinya. Baru ini aku minum teh di dalam toilet, hehe... Tak berapa lama kemudian aku merasa mampu untuk berjalan, namun pusing-lemas-keringat dingin masih terasa, daripada makin merepotkan mbak nya, aku mengiyakan saat diajak ke poliklinik. Tapi menolak untuk dibawa dengan kursi roda, malu booo...

Di poliklinik aku di oksigen, sejuukk gitu rasanya saat bernapas. Mungkin butuh tiduran lagi aja ya, setelah itu aku merasa baikan dan meminta pulang. Sempet foto-foto nih, bagaimana suasana ruangan poliklinik dan fotoku saat ada selang oksigen yang melintas di bawah hidungku, hehe...


Itulah cerita surprise-surprise saat dan menjelang ulang tahun. Terimakasih teman-teman telah menyempatkan bangun dini hari dan memberikan kejutan untukku. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua. Dan juga, walau ada kejadian donor yang seperti ini, semoga aku tetap bisa mendonorkan darahku pada periode-periode berikutnya. Amiinn...

Senin, 17 September 2012

Renungan : Kebahagiaan Dunia Rawan Binasa

Apa sih yang akan kita lakukan pertama kali saat ada musibah atau kesusahan yang melanda kita? Misalkan saja, saat ada masalah dengan kondisi finansial, uang yang dimiliki terbatas, padahal kebutuhan kita yang mendesak sangatlah banyak. Akan kita mengasihani diri kita sendiri? Mengatakan bahwa diri kita adalah orang yang paling sengsara di muka bumi ini?

Aku jadi teringat dengan suatu buku biografi yang menceritakan tentang kisah hidupnya saat kuliah di luar negeri. Dia mengatakan bahwa dia berasal dari keluarga kurang mampu yang hidup pas-pasan, tidak ada pikiran sedikitpun sebelumnya untuk kuliah di luar negeri, bahkan jalan-jalan keluar negeri saja hanya bisa dihitung dengan jari saja. Kehidupan saat dia kuliah digambarkan dengan gambaran yang sungguh menyengsarakan. 

Kemudian seorang temanku berkomentar,
'Sebenarnya orang yang diceritakan pada biografi itu pada dasarnya orang mampu, buktinya udah sekian kali dia jalan-jalan keluar negeri, kenapa dia menceritakan kehidupan keluarganya dengan kata 'pas-pasan' ya? Sedangkan aku saja belum pernah sekalipun keluar negeri, dan aku bersyukur dengan kehidupan ini.'
Pada dasarnya permasalahan yang dimiliki oleh masing-masing orang berbeda-beda kan? Allah akan menguji hambanya sesuai dengan kemampuan hambanya itu sendiri, tidak lebih. Satu permasalahan bisa dinilai secara berbeda oleh masing-masing orang. Ada yang mengatakan 'itu bukanlah suatu permasalahan yang besar', ada pula yang mengatakan 'ohh.. betapa permasalahan ini membuatku tersiksa dan sengsara'.

Kebanyakan orang akan berserah diri kepada Allah dan akan memohon pertolongan dan petunjuk Allah saat tertimpa suatu musibah atau permasalahan. Itu adalah tindakan yang tepat. Ingat tidak tindakan tersebut sudah seringkali kita nyatakan pada setiap bacaan Al Fatihah pada sholat 5 waktu kita.

 [1:5] Hanya Engkaulah yang kami sembah,6 dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.7

Kata na'budu diambil dari kata ibaadat, yakni kepatuhan dan ketundukan yang ditimbukan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah memiliki kekuasaan yang mutlak terhadapnya. Sedangkan kata nasta'iin diambil dari ikata isti'anaah, yakni mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup untuk dikerjakan dengan tenaga sendiri. (diambil dari http://www.dudung.net/quran-online/indonesia/1)

 Akan tetapi setelah masalah atau musibah tersebut sudah dapat diatasi apakah ibadah dan sikap berserah diri kita tetap istiqomah seperti sebelumnya? Apa lagi saat kebahagian atau kesuksesan sedang berpihak kepada kita, rawan sekali kita lupa.. Muncul godaan untuk merayakan kesuksesan tersebut dengan berhura-hura. Hidup tidak hanya di dunia saja, lalu mengapa kita terfokus pada kebahagiaan di dunia? Saat  susah kita minta pertolongan Allah, lalu saat senang?

Saat baca Al Quran, aku tersentuh pada terjemahan surat Yunus ayat 24. Tersentuh, karena ini adalah suatu pelajaran buatku untuk tidak mengutamakan kepentingan duniawi yang dapat binasa.

[10:24] Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.
(diambil dari http://www.dudung.net/quran-online/indonesia/1)

Kemudian pada cetakan Al Quran yang kubaca terdapat intisari ayat sebagai berikut :
Cinta kepada dunia lebih daripada cinta kepada Allah menyebabkan manusia lalai kepada perintah dan larangan-Nya. Itulah perbuatan yang sangat melampaui batas. Padahal kesenangan dunia itu rawan binasa, tidak ubahnya seperti tanaman yang tumbuh subur di tanah yang banyak curah hujannya lalu para pemilik tanaman itu yakin bahwa mereka akan menuainya esok hari, tiba-tiba malam harinya datang bencana badai yang melenyapkan tanaman itu. Demikian mudahnya kehidupan ini sirna dan hanya Allah yang berkuasa atas segala sesuatu.
 Maha benar Allah dengan segala firman Nya. Mari kita ambil pelajaran dan kita amalkan apa yang dituliskan dalam ayat ini. Bahagia di dunia dan di akherat adalah sesuatu yang harus kita capai, namun jangan sampai kita terlalu terfokus pada kebahagiaan di dunia saja, karena kehidupan di dunia tidaklah kekal. 

Kembali pada diri sendiri... Sudah siapkah bekalku untuk di akherat kelak? Masih banyak dosa yang kuperbuat. Aku belum dapat menjadi pribadi yang bermanfaat untuk orang lain.. Masih banyak melalaikan perintahMu Ya Allah..

Selasa, 11 September 2012

Tugu Tani

Hari minggu kemarin (9 Sept 1012), aku bersama Sherli -teman kosku- jogging di Tugu Tani. Awalnya sih kami berencana jogging di monas, tapi rasanya kok jauh yaa... Jadi rencana tersebut berubah mendadak... 


Diameter lapangan tugu tani ini tidak begitu panjang, mungkin masih lebih panjang diameter lapangan sepak bola, dan tentunya lebih panjang diameter monas. Kalau mengelilingi monas dua putaran saja sudah membuatku kehabisan napas, di tugu tani aku bisa mengelilinginya hingga lima putaran. Hihi... Sok banget kan aku, kayak jago lari aja. Saat itu aku kuat-kuat saja, tapi sekarang ini rasanya kakiku sakit, njarem gitu rasanya... Apalagi kalau sudah duduk lama kemudian berdiri, sakit gitu rasanya. Keliatan banget gak pernah olahraga ya...

Tugu tani selalu kulewati saat berangkat dan pulang kerja. Sebelumnya kupikir ini adalah patung seorang pak tani dengan istrinya. Pak tani berada ditempat yang lebih tinggi dibanding istrinya. Pandangan pak tani mengarah kedepan, tidak melihat wajah istrinya, dan tangannya berada diatas tangan istrinya. Sempat aku berpikir, 'sombong sekali pak tani ini, tidak melihat wajah istrinya sama sekali'

Ehh ternyata dugaanku itu salah. Ternyata patung ini menggambarkan seorang ibu yang memberi restu kepada anaknya untuk maju ke medan perang. Waahh salah sekali dugaanku itu. Di batu tersebut tertuliskan... 

Masyarakat lebih mengenal namanya "Patung Pak Tani". Patung ini menggambarkan peran seorang ibu memberikan restu kepada anaknya untuk maju ke medan perang. Kerelaan seorang ibu menjadi tambahan amunisi bagi seorang pejuang dalam memenangkan peperangan sampai menjadi seorang pahlawan. 


Inilah yang membuktikan persepsi orang dalam menilai sesuatu itu berbeda-beda. Aku pikir itu adalah seorang pak tani dengan istrinya, ternyata patung itu adalah seorang pejuang dan ibunya. ya ya.. Baru tahu aku... 

 

Sample text

Sample Text

Sample Text